Israel semakin menjengkelkan, tak hanya mengabaikan Resolusi PBB 1861 yang memerintahkan penghentian agresi ke Gaza, militer neger Zionis itu malah akan meningkatkan level serangan ke daerah yang dihuni bangsa Palestina tersebut.
Tanda-tanda akan adanya serangan besar-besaran itu diketahui dari selebaran-selebaran yang dijatuhkan helikopter Israel ke daerah-daerah padat penduduk di Gaza.
Resolusi yang dikeluarkan DK PBB terbukti tak mampu menghentikan serangan Israel ke Palestina, dan kalau sudah tidak mengindahkan seruan Perserikatan Bangsa Bangsa sama saja dengan mengejek dunia. Selanjutnya, bagaimana PBB ...?
Sabtu, 10 Januari 2009
ISRAEL LAKUKAN KEJAHATAN PERANG
Dunia berang terhadap kebrutalan Israel. Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengeluarkan suara keras setelah tentara Israel membunuh 30 orang dalam suatu keluarga di sebuah rumah di Zeitoun, wilayah timiur Kota Gaza, Palestina. Lembaga ini menuding Israel telah melakukan kejahatan perang.
Menurut kepala lembaga tersebut, Navi Pillay, insiden itu teluh menunjukan semua elemen tentang adanya KEJAHATAN PERANG. Kata Pillay, harus ada sebuah Investigasi terhadap pembanataian satu keluarga besar Samouni. Senin lalu, pagi masih menggigil, pukul 6 pagi, tank-tank bergerak merobohkan rumah Klan Samouni, yang menjadi tempat berlindung bagi 110 orang. Roket, granat, serta ratusan peluru menggepur rumah itu. Bahkan seotang korban Meysa Samouni, 19 tahun, dengan pilu menuturkan, sebuah bom dari pesawat tempur merobek rumahnya dan mengenai suaminya. "Saat empat laki-laki hendak membawa anak-anak, mereka juga dihantam misil," katanya.
Insiden itu bertentangan dengan imbauan Israel sendiri. Mereka kemarin menyebarkan brosur dari pesawat yang berisi agar warga sipil berdiam di rumah. Ironisnya, Klan Samouni, yang berlindung di rumah. malah dibombardir.
@Guardian/New York Times/Juli Hartono/Koran Tempo
Menurut kepala lembaga tersebut, Navi Pillay, insiden itu teluh menunjukan semua elemen tentang adanya KEJAHATAN PERANG. Kata Pillay, harus ada sebuah Investigasi terhadap pembanataian satu keluarga besar Samouni. Senin lalu, pagi masih menggigil, pukul 6 pagi, tank-tank bergerak merobohkan rumah Klan Samouni, yang menjadi tempat berlindung bagi 110 orang. Roket, granat, serta ratusan peluru menggepur rumah itu. Bahkan seotang korban Meysa Samouni, 19 tahun, dengan pilu menuturkan, sebuah bom dari pesawat tempur merobek rumahnya dan mengenai suaminya. "Saat empat laki-laki hendak membawa anak-anak, mereka juga dihantam misil," katanya.
Insiden itu bertentangan dengan imbauan Israel sendiri. Mereka kemarin menyebarkan brosur dari pesawat yang berisi agar warga sipil berdiam di rumah. Ironisnya, Klan Samouni, yang berlindung di rumah. malah dibombardir.
@Guardian/New York Times/Juli Hartono/Koran Tempo
Langganan:
Postingan (Atom)
