Selasa, 15 September 2009

OBAT MUJARAB BERNAMA MAAF

Memberi makna berbeda pada pengalaman menyakitkan, memudahkan kita untuk memaafkan.
Dalam hidup, kita sering dizalimi, punya pengalaman menyakitkan dan sulit memaafkan tetapi sulit melupakan. Sakitnya masih terasa. Marah, kecewa, dendam, benci, terluka, sakit hati, perasaan bersalah, takut, cemas, khawatir, dan lain-lain yang sering disebut emosi negatif, akan muncul dan sangat mengganggu hidup kita.
Menurut Adi W Gunawan pakar hipnoterapi dan mind navigator, emosi muncul sebagai hasil suatu pemaknaan. Setiap kejadian adalah netral, tidak ada yang baik atau jelek. Semua tergantung pada makna yang kita berikan berdasarkan persepsi yang dipengaruhi sistem kepercayaan kita. Begitu makna diberikan, muncul emosi positif, emosi negatif, atau netral.
Sulit melupaka? wajar, sebab yang pernah kita alami tersimpan dimemori, juga di pikiran bawah sadar. Untuk memaafkan dan bebas gangguan, kita harus menetralisir emosi negatif yang muncul. Memberikan pemaknaan baru pada kejadian menyakitkan, bisa meredam emosi ini.
Karena itu, emosional negatif harus dipadamkan, dan hanya berhasil bila kita ikhlas. Kita harus bersedia melepaskan semua emosi negatif terkait dengan kejadian atas situasi tertentu, menggantinya dengan emosi positif seperti cinta kasih. Caranya dengan memeaafkan. Inilah terapi hati yang dahsyat efek penyembuhannya.
"Sayangnya kita hanya memaafkan pada level kognisi, bukab afeksi atau pikiran bawah sadar," kata Adi. Keimanan atau sistem kepercayaan kita, yang sudah terpatri dipikiran bawah sadar, bisa menjadi solusi. Dengan keimanan dan keikhlasan, kita bisa memaafkan dengan tuntas.
Maknailah, bahwa apapun yang kita alami, nikmat maupun azab, adalah kehendaknya. Bila kita dizalimi, apakah demikian kehendak Allah SWT? jangan pernah berpikir seperti itu. Dibalik semua itu, ada ujian, hikmah dan kasih sayang Allah. Bila orang yang menzalimi kita tidak merasa bersalah, tampak bahagia bahkan sukses, biarkan menjadi urusan Allah.
Dalam Idul Fitri nanti, rendahkan hati kita untuk memberi dan memohon maaf kepada siapapun. Keikhlasan kita dalam memaafkan yang dapat membuka lembaran hidup baru dengan melepas semua emosi negatif yang selama ini mengganggu hidup. Maafkan orang lain, tetapi yang lebih penting lagi, memaafkan menerima diri seutuhnya.
"Minal Aidzin Walfaizi, Mohon maaf lahir dan bathin. Semoga Allah SWT menerima ibadah shaum kita sekalian." Amin